Monday, 23 November 2015

KESENJANGAN ANTARA DESA DAN KOTA

Nama                         :  Afrilia Wulandari
Kelas                         :  2SA10 (10614417)
Mata Kuliah             :  Ilmu Sosial Dasar


KESENJANGAN ANTARA  DESA DAN KOTA

Berita ini tentang : Kesenjangan harga gas elpiji terhadap masyarakat desa dan kota

Masyarakat Pedesaan Pikir-Pikir Beli Elpiji 12 KG
               
Di Indonesia, ELPIJI digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, mulai dari rumah tangga, kalangan komersial (restoran, hotel) hingga industri. Berbagai alasan para konsumen dalam menggunakan ELPIJI yaitu tingkat kebersihannya dan kestabilannya dalam pembakaran, lebih fleksibel, dan ramah lingkungan. ELPIJI sudah sangat popular di kalangan masyarakat menengah ke atas. Sejak tahun 2007, pemerintah menggulirkan program Konversi Minyak Tanah ke ELPIJI, dengan tujuan untuk mengubah pengguna minyak tanah bersubsidi yang mayoritas merupakan kalangan masyarakat ekonomi lemah menjadi pengguna ELPIJI. Dengan demikian, pemerintah dapat memperhitungkan penghematan biaya dan akses kepada masyarakat ekonomi lemah terhadap bahan bakar yang lebih bersih.
Dengan pemberian subsidi 3 kg, maka harga jual dapat ditekan lebih rendah dan masyarakat pun dapat memperolehnya dengan relatif mudah. Bagi masyarakat miskin, membeli gas elpiji seharga Rp 15,000 per tabung sangat memberatkan, karena penghasilan mereka tiap hari hanya cukup untuk makan sehari, bahkan terkadang kurang. Selain itu, kebutuhan prioritas masyarakat tertentu juga penting. Sebagai contoh, masyarakat pedesaan di lereng-lereng pengunungan tidak begitu membutuhkan gas elpiji karena mereka bisa mendapatkan bahan bakar berupa kayu, batu bara, atau briket yang bisa didapatkan dengan cuma-cuma dan bisa dibuat sendiri.
Permasalahan saat ini, pihak PERTAMINA membuat program baru yaitu mengalihkan para konsumen ELPIJI bersubsidi 3 kg menjadi konsumen ELPIJI non subsidi 12 kg. Pengalihan ini dijalankan untuk memberikan kesempatan konsumen menengah atas agar nelakukan sesuatu sesuai status ekonominya atau haknya. Langkah awal PERTAMINA dalam hal ini yaitu dengan menaikkan harga ELPIJI non subsidi 12 kg dari tahun 2014 hingga 2016 mendatang. Meskipun program ini belum disetujui penuh oleh Menko Perekonomian dan Pemerintah, namun pihak PERTAMINA tetap akan menjalankan aksi korporasi ini dan berharap konsumen menengah ke atas tidak keberatan dengan harga-harga kenaikkannya. Sejak pengumuman kenaikan harga ELPIJI 12 kg pada pekan lalu, 10 September 2014, tabung ELPIJI 3 kg di beberapa kota semakin sulit didapatkan.
Akibatnya masyarakat terpaksa beralih menggunakan ELPIJI 12 kg Dengan terjadi kelangkaan ini, masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan merasa keberatan dalam menanggapi hal ini. Dalam menanggapi hal ini, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi ini dengan cepat. Penulis setuju dengan kenaikkan harga gas ELPIJI maupun beralih ke ELPIJI 12 kg dan penulis juga golongan menengah ke bawah. Hanya saja, pemerintah dan pihak PERTAMINA harus bekerjasama memberikan akses dan pelayanan yang baik terhadap masyarakat menengah ke bawah yaitu dengan memberikan tabung gas ELPIJI non subsidi 12 kg secara gratis, sehingga masyarakat menengah ke bawah tidak keberatan membeli isi ulang gas 12 kg harga saat ini (sudah dinaikkan).

Ø    Kenapa pihak PERTAMINA mengalihkan para konsumen ELPIJI bersubsidi 3 kg menjadi konsumen ELPIJI non subsidi 12 kg ?
1.      Untuk memberikan kesempatan konsumen menengah atas agar melakukan sesuatu sesuai status ekonominya atau haknya.
2.      Dan harga dasar gasnya pun sudah menaik.

Ø    Apa penyebab pihak PERTAMINA menaikkan harga gas elpiji 12kg?
Kenaikan harga elpiji 12 Kg perlu dilakukan karena Pertamina tidak mau mengalami kerugian seperti yang terjadi pada penjualan BBM. Pertamina mengaku sudah mengalami kerugian sebesar Rp 48 miliar per hari, dengan menjual bensin Premium di bawah harga keekonomian.
Ø    Bagaimana cara untuk menangani kesenjangan pada masyarakat menengah kebawah?

pemerintah dan pihak PERTAMINA harus bekerjasama memberikan akses dan pelayanan yang baik terhadap masyarakat menengah ke bawah yaitu dengan memberikan tabung gas ELPIJI non subsidi 12 kg secara gratis, sehingga masyarakat menengah ke bawah tidak keberatan membeli isi ulang gas 12 kg harga saat ini (sudah dinaikkan).

Sumber                :               http://www.kompasiana.com/akhmad.alwan/masyarakat-     pedesaan-pikir-pikir-beli-elpiji-12-kg_54f976aca33311f4548b4734

Saturday, 7 November 2015



Nama                     :       Afrilia Wulandari
Kelas                      :       2SA10 ( 10614417 )
Matakuliah           :       Ilmu Sosial Dasar

STRATIFIKASI SOSIAL

1)             Pelapisan sosial ( Stratifikasi Sosial )
          Masyarakat terbentuk dari individu-individu . Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok social, dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstara.

2)   Ciri - Ciri Pelapisan Sosial.

a)     Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan - perbedaan hak dan kewajiban.
b)    Adanya kelompok - kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak - hak istimewa.
c)     Adanya pemimpin yang saling berpengaruh.
d)    Adanya orang – orang yang dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hukum ( cutlaw men ).
e)     Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.
f)      Adanya perbedaan standar ekonomi dan di dalam ketidak samaan ekonomi itu secara umum.

3)  Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Stratifikasi sosial bersifat tertutup terdapat pada masyarakat berkasta dan masyarakat feodal.

Bali

Salah satu contoh sistem stratifikasi sosial tertutup adalah sistem kasta pada masyarakat Bali. Di Bali, seseorang yang sudah menempati kasta tertentu sangat sulit, bahkan tidak bisa pindah ke kasta yang lain. Seorang anggota kasta teratas sangat sulit untuk pindah ke kasta yang ada di bawahnya, kecuali ada pelanggaran berat yang dilakukan oleh anggota tersebut.
Masyarakat Bali didasarkan pada sistem kasta Hindu, meskipun tidak serumit bentuk yang terjadi di India. Versi sederhana ini menjelaskan penempatan orang ke dalam 4 kasta yang berbeda:

○ Brahmana (pendeta)
○ Ksatria (penguasa / ksatria )
○ Wesia (pedagang)
○ Sudra (petani)


Sumber  :